Anda pasti
yakin bahwa banyak hal bisa kita ambil pelajaran, sekalipun suatu yang kecil
dan remah. Anda pasti ingat bagaimana Allah menceritakan di dalam Al-Qur'an
(dalam banyak ayatNya) perumpamaan-perumpamaan (al-amtsal) yang bisa kita ambil
pelajaran yang berharga darinya. silahkan Anda pahami ayat-ayat Al-Qur'an yang
menyimpan makna begitu dahsyat.
Di bawah ini,
akan saya sampaikan sebuah kisah yang barangkali bagi sebagian orang dianggap
remeh, namun ternyata mengandung hikmah yang sangat berharga. kisah di bawah
ini berkaitan dengan shalat tahajud.
Dikisahkan
bahwa Abu Yazid Al-Bustami suatu saat menunaikan shalat tahajud. Anaknya yang
masih kecil berdiri shalat di sampingnya. Malam itu udara dingin, berat sekali
rasanya jika tidak tidur malam.
Abu Yazid
berkata kepada anaknya, "Tidurlah wahai anakku, malam masih panjang."
Anaknya
menjawab, "Lalu mengapa bapak shalat?"
Abu Yazid
menjawab, " Anakku, aku memang dituntut untuk qiyamullail (shalat
tahajud)."
Anaknya
berkata, "Aku telah menghafal sebagian firman Allah:
'Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui
bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau
seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu.' (al-Muzzammil:
20)
Lalu siapa
orang-orang yang berdiri shalat bersama Nabi s.a.w.?
Abu Yazid
menjawad, "Para sahabat Rasulullah s.a.w."
Anaknya
berkata, "Ayah, jangan menghalangiku untuk meraih kemuliaan menyertaimu
dalam ketaatan kepada Allah."
Dengan penuh
kekaguman Abu Yazid berkata, "Anakku, kamu masih kecil dan belum cukup usia
dewasa."
Anaknya
menjawab, "Aku melihat ibukku sewaktu menyalakan api, dia memulai dengan
potongan-potongan kayu kecil untuk menyalakan kayu-kayu yang besar. Maka aku
takut kalau Allah memulai dengan kami para bocah, sebelum orang dewasa -ketika
menyalakan api neraka- pada Hari Kiamat, jika kami lalai dari ketaatan
kepadaNya."
Abu Yazid
tersentak, mendengar kata-kata anaknya karena ketakutanya kepada Allah s.w.t.
Kemudian dia berkata, "Anakku, berdirilah. Kamu lebih berhak bersama Allah
daripada bapakmu."
Ini adalah
penggalan kisah yang luar biasa. Malu rasanya bila anak sekecil itu telah
menemukan hakikat kebenaran, kehidupan, dan kenikmatan, sementara kita yang
lebih dewasa darinya masih menerawang di atas awan atau meraba-raba.
Ada beberapa catatan penting yang
dapat kita ambil palajaranya dari kisah di atas:
- Pentingnya suri tauladan dalam ketaatan.
- Tahajud adalah kebutuhan utama (nutrisi) jiwa.
- Tahajud adalah media untuk membangun manusia yang tangguh di masa depan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Referensi: Budiman
Mustafa, Lc. Tuntunan Praktis dan Doa-doa khusus Tahajud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar