Jumat, 03 Agustus 2012

Bertumpu Pada Kekuasaan Allah

Bertumpu pada kekuasaan Allah s.w.t. berarti menempatkan Allah sebagai ‘sandaran’ kita dalam segala hal. Jadi kita merasa apa yang kita lakukan tidak berarti apa-apa, bila hati kita tidak disertai dengan keyakinan bahwa semua hal yang terjadi itu atas kehendak Allah, semua kesuksesan dan kebahagiaan yang diraih itu atas campur tangan Allah s.w.t. Dial ah Allah tempat kita bergantung (Allahush Shamad).

Ash-Shamad adalah sebagai tumpuan segala kebutuhan hidup. Bahkan sifat shamad Allah menurut Imam Fakhruddin ar-Razi mengandung 18 makna. Di dalam sifat Ash-Shamad  ini terkandung makna; Yang Maha Hidup (hayyan), Yang Maha Mengetahui (‘aliman), Yang Maha Berkehendak (muridan), Yang Mahakuasa (qadiran), Yang Maha Mendengar (sami’an), Yang Maha Melihat (bashiran), dan Yang Maha Berbicara (mutakalliman).

Ketika kita menjadikan Allah sebagai tumpuan hidup, maka akan tumbuh sikap-sikap uluhiyyah (meng-Esa-kan Allah) dan berarti kita mengikrarkan diri:

Bahwa Allah adalah sumber kebahagiaan kita
Bahwa Allah adalah sumber rezeki kita
Bahwa Allah adalah sumber ketenangan batin kita
Bahwa Allah adalah sumber Keharmonisan keluarga kita
Bahwa Allah adalah sumber kesehatan kita
Bahwa Allah adalah sumber Kekayaan kita
Bahwa Allah adalah sumber kekuatan kita
Bahwa Allah adalah sumber kemenangan kita
Dan bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu dalam hidup kita

Ikrar ini terlahir ketika terjadi akumulasi makna yang terkandung dalam syahadat (persaksian) kita sebagai orang beriman dengan mengucap La Ilaha Illallah. Syahadat yang mengubah wajah kehidupan kita, yang pesimis menjadi optimis, yang lemah menjadi kuat, yang miskin menjadi kaya, yang sedih menjadi bahagia, yang penakut menjadi pemberani, yang gelisah jadi terang, yang kalah menjadi menang, dan segala hidup negative berubah menjadi positif dalam arti yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar