Minggu, 29 Juli 2012

Tasawuf Falsafi

     I. Pengertian Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaqi, tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Terminology falsafi tersebut berasal dari bermacam-macamajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
    Menurut at-Taftazani, tasawuf falsafi muncul dengan jelas dalam khazanah islam sejak Islam sejak abad keenam hijriyah, meskipun atikohnya baru dikenal seabad kemudian.
Ciri umum tasawuf falsafi menurut At-Taftazani adalah ajarannya yang samara-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat difahami oleh siapa aja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak hanya dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa(dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertian yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme.
Para sufi yang juga filosof pendiri aliran tasawuf ini mengenal dengan baik filsafat Yunani serta berbagai alirannya seperti Socrates, Aristoteles, aliran Stoa, dan aliran Neo_Platonisme dengan filsafatnya tentang emanasi. Bahkan mereka pun cukup akrab dengan filsafat yang sering kali disebut hermenetisme yang karya-karyanya sering diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, dan filsafat-filsafat Timur kuno, baik dari Persia maupun dari India serta filsafat-filsafat Islam seperti yang diajarkan oleh Al-Farabi dan Ibn Sina.  Mereka pun dipengaruhi aliran Batiniyah sekte Ismailiyah aliran Syi’ah dan risalah-risalah Ikhwan Ash-Shafa.

    Objek yang menjadi perhatian para tasawuf filosof adalah
1.      latihan rohaniyah dengan rasa, intuisi, serta instroprksi diri yang timbul darinya. Mengenai latihan rohaniah dengan tahapan Maqam maupun keadaan (hal), rohani serta rasa(dhauq
2.   Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat robbani, ‘arty, kursi, malaikat, wahyu, kenabian, roh, hakikat realitas segala yang wujud, yang gaib, maupun yang tampak, dan susunan kosmos, terutama tentang penciptaannya. Mengenai iluminasi ini para sufi dan juga filosof tersebut melakukan latihan rohaniah dengan mematikan kekuatan syhwat serta menggairahkan roh dengan jalan menggiatkan Dzikir, dengan dzikir menurut mereka, jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas.

     II.    Karakteristik dari ajaran Tasawuf Falsafi adalah 
•      Ajarannya lebih mengarah pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
•      Mengedepankan akal mereka  
•      Ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional 
     III.  Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi
    1.      Al-Hallaj
Al-hallaj menggunakan paham hulul. Hulul merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yang meyakini terjadinya kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Kata hulul berimplikasi kepada bersemayamnya sifat-sifat ke-Tuhanan kedalam diri manusia atau masuk suatu dzat kedalam dzat yang lainnya.Hulul adalah doktrin yang sangat menyimpang. Hulul ini telah disalah artikan oleh manusia yang telah mengaku bersatu dengan Tuhan. Sehingga dikatakan bahwa seorang budak tetaplah seorang budak dan seorang raja tetaplah seorang raja. Tidak ada hubungan yang satu dengan yang lainnya sehingga yang terjadi adalah hanyalah Allah yang mengetahui Allah dan hanya Allah yang dapat melihat Allah dan hanya Allah yang menyembah Allah. Kata hulul berimplikasi kepada bahwa tuhan akan menempati dan memilih tubuh manusia untuk ditempati, bila manusia dapat  menghilangkan sifat nasut( kemanusiaannya) dengan cara fana (menghilangkan sifat-sifat tercela melalui meniadakan alam duniawi menuju kesadaran ketuhanan).
     2.      Abu yazidal- bustami 
Ia mengembangkan faham ittihad yaitu. Menurutnya manusia adalah pancaran Nur Ilahi,oleh karena itu manusia hilang kesadaranya [sebagai manusia] maka pada dasarnya ia telah menemukan asal mula yang sebenarnya, yaitu nur ilahi atau dengan kata lain ia menyatu dengan Tuhan. sebagaimana Pengertian ittihad disebutkan dalam sufi terminologi  ittihad adalah penggabungan antara dua hal yang menjadi satu.Ittihad merupakan doktrin yang menyimpang dimana didalamnya terjadi proses pemaksaan antara dua ekssistensi. Kata ini berasal dari katawahd atau wahdah yang berarti satu atau tunggal.Jadi ittihad artinya bersatunya manusia dengan Tuhan. Menurutnya manusia adalah pancaran Nur Ilahi,oleh karena itu manusia hilang kesadaranya (sebagai manusia) maka pada dasarnya ia telah menemukan asal mula yang sebenarnya, yaitu nur ilahi atau dengan kata lain ia menyatu dengan Tuhan 
     3.      Ibn ‘Arabi
Ibn Arabi menggunakan bentuk pola akal yang bertingkat-tingkat, seperti; akal pertama, kedua, ketiga dan sampai akal kesepuluh. Dimana ia mencoba mengambarkan bahwa proses terjadinya sesuatu ini berasal dari yang satu, kalau meminjam Bahsanya plotinus ialah the one
•      Wahdatul-wujud
Wujud semua yang ada hanya satu dan wujud mahluk pada hakekatnya adalah wujud khaliq.Tidak ada perbedaan dari segi hakekat,kalaupun ada perbedaan hal itu dilihat dari sudut pandang pancaindra lahir dan akal yang terbatas kemampuannya dalam menangkap hakekat apa yang ada pada zat-nya dari kesatuan dzatiyah yang segala sesuatunya berhimpun padanya.
•      Wahdatul-adyan
Konsep wahdatul adyan adalah kesamaan agama,al-arabi memandang bahwa sumber agama adalah satu,karakteristik dari tasawuf ini adalah lebih mengedepankan akal dari pada al-qur’an dan as-sunnah.